Stefany Tasma: Sang Penerus Legenda Tauco Berusia 140 Tahun

Bagaimana sebagai generasi keempat Stefany Tasma membawa Tauco Cap Meong Ny. Tasma yang berusia lebih dari satu abad ini tetap relevan di era modern.

Stefany Tasma | Dok. Stefany Tasma

Stefany Tasma | Dok. Stefany Tasma

Stefany Tasma bukan lahir dari keluarga dengan latar pekerjaan umum seperti orang kebanyakan. Ia lahir dari keluarga food artisan yang telah berkarya lebih dari 100 tahun di kota Cianjur, Jawa Barat. Apabila nama keluarga umumnya identik dengan politisi, pengusaha, musisi, beda dengan keluarga Tasma. Nama keluarga Tasma identik dengan masakan-masakan yang lezat di kota Cianjur. Keluarga Tasma adalah pengusaha tauco yang bernama Tauco Cap Meong Ny. Tasma, sebuah brand yang sudah jadi ikon kota tempatnya berada. Usaha keluarga ini dimulai oleh sang kakek buyut bernama Tan Kei Hian atau yang dikenal oleh warga lokal sebagai Babah Tasma (tasma di bahasa Sunda artinya kacamata). Babah Tasma dan istri pun dikenal sebagai pelopor industri tauco di Cianjur.

Sekarang, masa depan Tauco Cap Meong berada di tangan Stefany sebagai generasi keempat.

1. Boleh diceritakan kenangan masa kecil Stefany  dengan lingkungan di keluarga pengrajin tauco?

Saya lahir dan besar di Kota Tangerang. Bisa dikatakan saya tidak memiliki kenangan khusus tersendiri dengan usaha tauco di Cianjur. Hal ini juga dikarenakan almarhum ayah saya, bapak Harun Tasma, sudah pindah ke Tangerang untuk usaha dan berkeluarga. Yang saya ingat waktu kecil biasanya setiap dua tahun sekali, yakni tiap liburan sekolah, kami sekeluarga biasanya berlibur sambil mengunjungi rumah kakak perempuan ayah saya, tante Wirijati Tasma, yang merupakan penerus generasi ketiga usaha tauco ini. Yang saya tahu juga, rumah sekaligus toko tersebut sudah ada sejak kakek nenek buyut saya yang mengawali usaha ini. Wangi tauco yang semerbak saat sedang dimasak atau masih hangat dari patiman juga selalu menyambut kedatangan kami. Biasanya kami akan membawa beberapa buah untuk di rumah dan oleh-oleh. 

2. Kapan pertama kali Stefany di perkenalkan lidahnya dengan tauco? dan melalui makanan apa?

Sejak kecil ibu saya suka memasak dengan bumbu tauco meski tidak terlalu sering. Jadi, saya sendiri tidak asing dengan rasa, aroma, dan menyukai masakan dengan tauco. Tidak ada sajian atau perayaan khusus, biasanya hanya sajian rumahan biasa seperti cah kangkung, sambal tauco, atau ikan saus tauco, kalo orang Tionghoa Tangerang menyebutnya, ikan Ceng Cuan. Masakan ini yang menjadi khas dan yang digoreng kering yang disajikan dengan saus tauco yang gurih.

Tauco Cap Meong sudah berusia lebih dari satu abad dan menjadi ikon kuliner kota Cianjur. | Dok. Stefany Tasma

Tauco Cap Meong sudah berusia lebih dari satu abad dan menjadi ikon kuliner kota Cianjur. | Dok. Stefany Tasma

3. Bagaimana kisah keluarga membangun pabrik tauco ini?

Usaha tauco Cap Meong sudah berdiri sejak tahun 1880-an yang dirintis oleh Ny Tasma sebagai generasi pertama. Proses produksi dilakukan di Gang Pelita, sementara rumah di jalan HOS Cokroaminoto 160 Cianjur dijadikan tempat memasak bahan baku setengah jadi dan untuk berjualan. Tidak tahu pasti kenapa mereka memilih tauco untuk dijual. Kemungkinan karena itu merupakan keahlian mereka sebagai keturunan Tionghoa yang juga sumber asal tauco. Berawal dari konsumsi pribadi, banyak yang suka, kemudian dikomersilkan. Dengan menggunakan bahan-bahan lokal, rasa tauconya juga menyesuaikan dengan selera warga lokal saat itu. 

4. Stefany adalah generasi modern, apakah dari awal sudah berpendirian untuk akan meneruskan usaha Tauco Cap Meong, atau justru tadinya tidak terpikir?

Tidak terpikir sama sekali. Hal ini mungkin karena usaha keluarga yang masih tertutup sehingga tidak ada yang namanya kaderisasi atau semacamnya seperti di perusahaan formal. Proses estafet kepemimpinan juga dilakukan secara kekeluargaan berdasarkan kesediaan melanjutkan usaha ini.

5. Apa hal pertama yang Stefany lakukan saat memutuskan untuk terjun ke bisnis keluarga?

Belajar terjun langsung ke lapangan. Setelah lulus kuliah S1, saya memutuskan untuk bolak-balik Tangerang-Cianjur untuk mempelajari proses produksi dan penjualan tauco baik dengan pengamatan langsung maupun diskusi dengan karyawan yang sudah senior. Selanjutnya di tahun 2017 saya melanjutkan kuliah di jurusan bussines management untuk memperoleh ilmu bisnis lebih dalam lagi.

Salah satu bagian kegiatan produksi tauco yang masih dilakukan dengan tangan. | Dok. Stefany Tasma

Salah satu bagian kegiatan produksi tauco yang masih dilakukan dengan tangan. | Dok. Stefany Tasma

6. Di Indonesia yang semakin modern, bagaimana produk-produk artisan seperti ini di mata masyarakat?

Masih banyak generasi saat ini yang belum tahu tauco, baik produk maupun cara pengolahannya. Sebagian masih menganggap tauco masih sebagai penganan tradisional yang "jadul" dan sebagai buah tangan yang mereka bawa saat berkunjung ke Cianjur. 

7. Tauco Cap Meong bisa dibilang adalah salah satu ikon Cianjur, apakah pemerintah daerah cukup mendukung keberadaan produk yang sarat cerita ini?

Ya menurut saya pemerintah cukup mendukung tauco sebagai ikon Cianjur. Keberadaan tugu tauco di tengah Kota Cianjur menjadi salah satu bentuk apresiasi pemerintah terhadap kami perajin tauco. Tauco Cap Meong juga sering menjadi destinasi yang dikunjungi saat ada kegiatan dinas dari pemerintah setempat maupun kota lain.

8. Apa rencana Stefany dengan Tauco Cap Meong ke depannya? Apakah modernisasi akan dilakukan? Atau seperti apa?

Ya pasti ada rencana untuk modernisasi. Hal ini sudah dimulai dari packaging, desain label yang lebih modern, dan sistem penjualan online. Kedepannya mungkin akan dilakukan modernisasi pada proses produksi dengan tetap mempertahankan cita rasa yang khas pada tauco Cap Meong itu sendiri.

Apabila kamu berkunjung Cianjur, mampir ke toko Tauco Cap Meong Ny Tasma. | Dok. Stefany Tasma

Apabila kamu berkunjung Cianjur, mampir ke toko Tauco Cap Meong Ny Tasma. | Dok. Stefany Tasma

Feastin' Crew

Tim penulis yang selalu lapar, entah itu akan informasi baru atau masakan lezat di penjuru kota.

Previous
Previous

Putu Wiranatha and His Dream to Change Bali’s Beer Scene Through Kura Kura Beer

Next
Next

Jalan Panjang Jessica