Teknologi & Restoran, Sebuah Perspektif dari Karthik Shetty

Jika ada daftar tokoh yang punya andil dalam pergerakan dan perkembangan industri kuliner Indonesia dekade 2010-an, nama Karthik Shetty layak masuk sebagai salah satunya.

Karthik Shetty saat menghadiri Ubud Food Festival 2023 | Foto oleh Feastin.

Karthik mempunyai latar kombinasi bidang yang unik: computer science dan penulis kolom restoran di akhir pekan. Ia kerap keluar masuk restoran di waktu senggang saat akhir minggu, dan bekerja di perusahaan teknologi sehari-hari saat masih di India. Justru dari kedua hal yang ia lakukan inilah, sebuah sudut pandang dalam melihat industri restoran dari kacamata teknologi pun terbentuk. Karthik sekarang menjabat sebagai general manager Chope di Indonesia, perusahaan teknologi yang dikenal dengan sistem reservasi restoran mereka. Namun, kontribusi Karthik terhadap skena restoran Indonesia sebetulnya sudah dimulai hampir sepuluh tahun lalu, ketika ia diminta untuk membuka dan mengembangkan bisnis Zomato di Indonesia.

“Indonesia sekarang sudah saya anggap sebagai rumah sendiri.” Ujarnya kepada Feastin’ saat diwawancarai beberapa waktu lalu. Terang saja, kontribusi tangan dinginnya dalam membangun skema restoran di Indonesia melalui teknologi sangat signifikan. Ketika datang ke Indonesia satu dekade lalu, industri restoran di Indonesia sedang mendidih. “Saat itu lanskap restoran memang sangat seksi dan baru naik daun. Justru di sinilah kesempatan bagi teknologi untuk masuk dan melengkapi pengalaman konsumen serta penyedia jasa boga agar lebih baik lagi.”

Kontribusi teknologi dalam berkembangnya kuliner pada dekade lalu memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan teknologi mungkin dapat dibilang sebagai katalis tren kuliner terbesar saat itu, menggabungkan platform media sosial, food delivery, hingga platform ulasan restoran dan reservasi. Berkat teknologi, paparan terhadap jenis tempat makan baru jadi semakin luas dijangkau calon konsumen. “Dengan berkembangnya industri teknologi secara keseluruhan, adalah hal yang natural jika kuliner akhirnya ikut terimbas dan pelaku industri melihat teknologi sebagai salah satu cara buat mengembangkan bisnisnya.” Tak hanya itu saja, berkat teknologi pula, bisnis restoran dapat melihat peluang yang sebelumnya hanya meraba-raba. Tapi tentu bisnis restoran yang dahulu sangat offline tidak serta merta dengan mudah merangkul teknologi. “Pada awalnya, bisnis restoran sebagaimana bisnis hotel melakukan resistensi dengan teknologi. Namun lama kelamaan, mereka (para pelaku bisnis) melihat dua fakta besar: satu, bagaimana keseharian masyarakat dengan teknologi jadi makin erat. Dua, bagaimana teknologi bisa membantu restoran buat meraih konsumen baru entah itu lewat informasi detil restoran hingga fitur di dalam aplikasi.” Jelas Karthik.

“Di Chope, kami tidak hanya melihat bagaimana bisa membuat tamu jadi lebih nyaman dalam melakukan reservasi tempat makan, namun turut melihat bagaimana restoran bisa semakin berkembang secara bisnis dengan bergabung dengan kami (Chope).”

Bisnis restoran di banyak kota besar Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Bali dan Surabaya tumbuh dengan amat pesat. Hal ini juga jadi tanda baik bagi perusahaan seperti Chope yang pertumbuhannya harus selaras dengan industri utama yaitu foodservice. “Memang kendala awal yang kami hadapi selalu sama, yaitu ketika pemilik restoran belum melihat teknologi sebagai bagian dari investasi awal saat mereka menyusun anggaran pembuatan bisnis kuliner. Mereka lebih melihat teknologi sebagai prioritas kedua setelah restoran itu jadi. Namun kami tetap terus mengedukasi mereka, memperlihatkan demonstrasi system kerja Chope, sehingga pemilik bisnis paham sebetulnya kami ada untuk membantu bisnis restoran mereka – dari pemesanan hingga targeted marketing – lebih efisien dan fokus. Kami optimis bahwa ke depan Chope akan lebih berkembang terlebih dengan inovasi-inovasi baru yang akan kami tawarkan.”

Di luar itu, Karthik sendiri positif terhadap berkembangnya ragam restoran yang ada di Jakarta. Ia sendiri adalah konsumen yang aktif dalam mencoba berbagai macam tempat makan baru yang ditawarkan di berbagai penjuru kota. Karena pada akhirnya, ia dan banyak dari kita, sejatinya adalah konsumen yang menikmati lanskap makan-makan yang kian hari makin sedap disantap.

Feastin' Crew

Tim penulis yang selalu lapar, entah itu akan informasi baru atau masakan lezat di penjuru kota.

Next
Next

Seroja Bake: Bakery Lokal dengan Pendekatan Kontemporer di Kota Kembang