Lezatnya Distrik Kuliner Tionghoa Jakarta

Kuliner Jakarta bukanlah kuliner Jakarta tanpa kehadiran pengaruh Tionghoa. Mari simak kisah lezat masakan Tionghoa di berbagai wilayah Jakarta.

IMG_20190310_185640.jpg

Sejak ditetapkannya Batavia sebagai ibukota koloni Hindia-Belanda ratusan tahun lalu, angka komunitas Tionghoa yang menetap di kota ini semakin meningkat. Sebagian dari mereka tinggal di wilayah Utara Jakarta, sebagian lagi ada di wilayah tetangga Jakarta seperti Tangerang. Etnis Tionghoa dengan cepat membaur dengan warga lokal, dan pembauran tersebut terus berlanjut hingga Batavia berubah nama menjadi Jakarta yang sekarang kita kenal. Salah satu buah manis dari kehadiran warga Tionghoa di Jakarta adalah peleburan kultur hingga influence makanan yang mereka bawa. Ketika memasuki abad ke-20, jumlah warga Tionghoa yang datang ke Jakarta semakin banyak. Uniknya, mereka bukan hanya langsung datang dari Tiocu atau Hakka saja, tapi juga warga Tionghoa yang berasal dari wilayah lain di Indonesia seperti Tionghoa-Medan, Tionghoa-Kalimantan, Tionghoa-Semarang dan lain sebagainya. Hal inilah yang menjadikan peleburan kuliner semakin menjadi-jadi.

Seiring waktu, komunitas Tionghoa membentuk wilayah mereka sendiri di seantero kota Jakarta, menjadikan Jakarta sebagai salah satu hub kuliner Tionghoa yang paling kaya di Indonesia. Mulai dari aneka bakmi hingga nasi campur; dari jajanan kue hingga bihun bebek – semua ada di Jakarta. Mari eksplor ragam wilayah kuliner Tionghoa di Jakarta dan rayakan keragaman yang ada di kota ini.

Area Teluk Gong

 

Salah satu hub kuliner Tionghoa yang tersembunyi di kota Jakarta adalah Teluk Gong. Daerah yang diapit oleh dua kanal besar ini menyimpan kelezatan aneka makanan khas warga Tionghoa yang berasal dari kota Bagansiapiapi di Provinsi Riau, Sumatera. Kota ini dihuni oleh banyak etnis Tionghoa Peranakan yang memiliki asal dari wilayah Fujian di Cina. Wilayah kota Bagansiapiapi yang persis berada di sisi Selat Malaka menjadikan kota ini punya keunggulan dalam hal makanan, terutama seafood, dan peleburan budaya yang terjadi.

Di Teluk Gong, makanan-makanan tersebut bisa kalian temukan. Salah satunya adalah Wan Tan Mie Asam, yaitu tempat yang menjual mie Bagan yang punya untaian yang tipis, serta daging yang dipotong lebih kecil dan disajikan bersama bakso ikan yang juga kecil-kecil. Untuk kamu yang ingin makan selain bakmi, di wilayah Teluk Gong juga bisa kalian temukan food court dan rumah makan yang menjual masakan seperti nasi kari Bagan (kari peng) kwetiau Bagan, rujak Bagan, serta kue-kue Peranakan lainnya.

Mie Bagan di Wan Tan Mie Asam, Teluk Gong | Foto: Feastin’

Mie Bagan di Wan Tan Mie Asam, Teluk Gong | Foto: Feastin’

Area Glodok

 

Nggak mungkin bicara soal kuliner Tionghoa Jakarta kalau kita tidak bahas wilayah Glodok yang memang sudah memiliki posisi sebagai Pecinan di Ibukota. Glodok sebagai tempat tinggal komunitas Tionghoa menurut sejarawan Adolf Heuken dalam bukunya Tempat-Tempat Bersejarah di Jakarta (2016) sudah ada sejak abad ke-17. Seiring waktu, Glodok semakin berkembang fungsinya dari wilayah tinggal jadi hub dagang komunitas. Di sini, ragam etnis Tionghoa melebur jadi satu. Kalian bisa memuaskan rasa lapar dengan ragam masakan mulai dari bakmi, laksa, nasi campur, kare bebek, nasi tim, sampai aneka kue basah. Wilayah Glodok yang terbilang luas – membentang dari area Pasar Pagi hingga Mangga Besar – membuat satu hari rasanya tidak cukup kalau mau eksplor makanan di wilayah ini. Beberapa tempat makan tertua di Jakarta juga masih kokoh berdiri, seperti Kopi Es Tak Kie sejak 1930 dan Wong Fu Kie sejak 1925.

Nasi Tim Ayam Ayauw, Pasar Pagi Glodok. | Foto: Feastin’

Nasi Tim Ayam Ayauw, Pasar Pagi Glodok. | Foto: Feastin’

Area Muara Karang (Pluit)

 

Kalau kalian rindu dengan bihun atau bakmi khas kota Medan, berarti area Muara Karang harus jadi tujuan kalian buat mengobati rasa kangen tersebut. Wilayah yang berlokasi di utara Jakarta dan dekat dengan Teluk Gong serta Pantai Indah Kapuk ini diberkahi dengan kehadiran banyaknya rumah makan dan jajanan Tionghoa Medan. Salah satu spot di mana kamu bisa menemukan mulai dari popiah, nasi campur, hingga bihun bebek dalam satu tempat adalah food court yang terletak di Jalan Pluit Sakti. Food court ini baru buka di sore hari hingga malam, di mana para pemburu makanan lezat akan dengan cepat memenuhi. Bahkan, salah satu rumah makan legendaris kota Medan, Bihun Kari Tabona, juga tidak ketinggalan untuk memilih Muara Karang sebagai cabangnya di Jakarta. Lalu ada pula jenis mie unik yang mungkin jarang kalian temui di Jakarta, yaitu Emie Acuan. Emie Acuan menjual mie rebus khas Tionghoa Medan yang disebut juga emie. Kuahnya agak kental, kaya dengan aroma pekat dari kaldu udang, serta dimakan dengan cipratan air jeruk nipis yang bikin semakin segar. Karena aksesnya yang dekat dengan laut serta pelabuhan, tidak heran suplai aneka seafood di area ini segar-segar dan punya banyak macamnya.

Bihun Bebek 75 Medan, Muara Karang. | Foto: Feastin’

Bihun Bebek 75 Medan, Muara Karang. | Foto: Feastin’

Area Krendang

 

Mungkin area jalan Krendang belum seheboh Glodok atau Muara Karang untuk makanan, namun mereka yang betul-betul suka makan tidak boleh melewatkan Jalan Krendang dari top of list area kuliner Tionghoa di Jakarta. Area yang berada di belakang Jalan Gajah Mada ini adalah surganya kuliner Tionghoa Kalimantan di Jakarta. Yes, ketika kami bilang masakan Tionghoa Kalimantan berarti segala yang lezat dari kota Singkawang bisa kalian temui di sini. Mulai dari nasi campur yang punya kuah siraman yang asam gurih manis, bakmi,roti srikaya yang legit, hingga choipan yang gemuk ada di sepanjang jalan ini. Beberapa nama tempat makan yang bisa kalian datangi adalah Roti Srikaya Tet Fai, Bakmi Singkawang A’ Ang 51, dan Nasi Campur Yung-Yung.

Area Kelapa Gading

 

Ini dia area kuliner yang memang sudah jadi salah satu ikon destinasi makan dan minum kota Jakarta. Kelapa Gading memang penuh dengan rumah makan dan restoran lezat, namun menariknya ada satu etnis yang cukup banyak ditemui di wilayah ini yaitu masakan Ujung Pandang (Makassar), termasuk masakan Tionghoanya. Dari konro sampai mie Makassar ada di sini. Bukan hanya itu saja, tangan dingin warga Makassar yang piawai dalam mengolah aneka seafood juga tidak ketinggalan berkontribusi dalam membentuk image Kelapa Gading sebagai surga seafood Ibukota. Namun berbeda dengan wilayah Teluk Gong dan Muara Karang yang dominan dari pendatang satu daerah, Kelapa Gading adalah peleburan etnis Tionghoa mulai dari warga Tionghoa Bangka dan Tionghoa Tangerang ada di sini. Wilayah Kelapa Gading yang besar juga jadi factor utama mengapa beragam etnis tinggal di sini sejak pertama kali dikembangkan oleh Summarecon di tahun 1970-an.

Warung SCI di Kelapa Gading, restoran yang memadukan cita rasa Thailand dan Tionghoa. | Foto: Feastin’

Warung SCI di Kelapa Gading, restoran yang memadukan cita rasa Thailand dan Tionghoa. | Foto: Feastin’

Bagaimana? Tidak sabar untuk eksplor makanan di lima wilayah tersebut? Tapi jangan salah sangka, masih banyak lagi tempat di Jakarta untuk mengenyangkan perut dengan berbagai olahan masakan Tionghoa yang beragam di berbagai penjuru Ibukota. Kami harap dengan kalian menelusuri tempat-tempat makan di atas kita jadi bisa saling menghargai dan merayakan bahwa Jakarta itu adalah rumah bagi keberagaman.

Feastin' Crew

Tim penulis yang selalu lapar, entah itu akan informasi baru atau masakan lezat di penjuru kota.

Previous
Previous

Beyond the Heat: Sisi Gelap dari Dunia Dapur

Next
Next

Where (and how) to Eat Like Jak-Sel Kids?