Seporsi Mie Kari Simpel yang Menyimpan Sejuta Cerita

Hadirnya Seporsi Mie Kari membuktikan bagaimana suatu brand dapat meraih kesuksesan dengan menu yang sederhana, apabila dieksekusi secara tepat.

Seporsi Mie Kari, menu yang disajikan di brand ini | Foto: Seporsi Mie Kari

Seporsi Mie Kari belum lama membuka cabang di bilangan SCBD, masih dengan fasad yang menjadi ciri khasnya. Rasanya, apabila ditunjukkan foto tampak dalam tempat ini, tak perlu label atau penanda apapun untuk langsung dapat menebak bahwa foto tersebut adalah Seporsi Mie Kari. 

Andrew Dalimartha adalah salah satu sosok dibalik Seporsi Mie Kari. Latar belakangnya dalam bidang desain komunikasi visual dan pengalamannya bekerja di bidang advertising, saling melengkapi dengan founder lainnya, Mario Dalimartha yang memiliki latar belakang di dapur mulai dari pengalamannya bekerja di Banyan Tree hingga Namaaz Dining. Tumbuh dan besar dengan memori dari comfort food buatan keluarga, kini melalui brand-brand di bawah naungan PT Kembang Artha Boga, mereka memperkenalkan makanan tersebut dan menjadikannya comfort food bagi banyak orang. 

Andrew Dalimartha salah satu founder dari PT Kembang Artha Boga | Foto: Seporsi Mie Kari

Brand ketiga setelah Kembang Bawang serta Platon Coffee 

Bicara tentang Seporsi Mie Kari, tak lengkap apabila tidak membicarakan brand-brand yang telah ditelurkan sebelumnya, Kembang Bawang dan Platon Coffee. Kembang Bawang sendiri didirikan sejak tahun 2019 dan berawal sebagai restoran keluarga di Modernland, Tangerang yang menyajikan ragam comfort food keluarga. “Awalnya, Kembang Bawang bukan brand yang fokus jual nasi goreng” ungkap Andrew kepada Feastin’. Keinginan Mario untuk menjual menu kreasinya membuahkan brand Kembang Bawang yang fokus untuk menjual nasi goreng resep Mario sendiri. 

Brand yang telah memasuki usia ke-5 di November lalu ini adalah satu dari sekian brand yang tak terlalu terdampak signifikan akibat pandemi. “Yang aku pelajari, orang pasti bakal selalu cari comfort food. Bahkan, waktu itu kita cukup stabil, market dari yang takeaway pun jalan” tambah Andrew. Meski di tengah pandemi, Andrew dan tim pun sampai memutuskan untuk menyewa satu ruko karena diperlukan tempat baik untuk prep dan storage yang lebih besar. Lantai 1 ruko tersebut karena kosong akhirnya dialihfungsikan sebagai coffee shop yakni Platon Coffee yang membuka pintunya pada Februari 2021. Platon Coffee yang menjadi cikal bakal brand Seporsi Mie Kari, faktanya, saat buka tak menyajikan main course karena kondisi yang tak memungkinkan untuk dine in kala itu. Setelah COVID mereda dan peraturan dilonggarkan, akhirnya, main course mulai disajikan. “Awalnya kita enggak bikin mie kari, tapi nasi goreng, mi goreng beberapa di antaranya. Mie kari muncul beberapa bulan setelah itu di R&D yang biasa dilakuin sama Mario untuk nentuin menu baru. enggak ada kepikiran buat bikin brand Seporsi Mie Kari sendiri” ungkap Andrew. 

Interior khas Seporsi Mie Kari yang mengusung warna monokrom | Foto: Seporsi Mie Kari

Potensi Pasar Alam Sutera Membuka Langkah Awal 

Enam bulan setelah Platon Coffee hadir dan saat mie kari masuk ke menu, penjualan dari menu ini sangat tinggi dan masyarakat mengenal Platon Coffee sebagai coffee shop yang menjual mie kari. Hal tersebut mendorong Andrew dan tim untuk membentuk brand sendiri khusus untuk mie kari tersebut. 

Lahirnya brand F&B baru menurut Andrew, harus menjadi solusi bagi masalah yang ada di setiap area. Ia melihat bahwa wilayah Alam Sutera, secara lanskap kuliner saat itu tidak se-vibrant Jakarta atau pun yang lebih dekat, wilayah Gading Serpong. Melihat kesuksesan Kembang Bawang di Alam Sutera, ia pun percaya diri untuk membuka brand barunya di Alam Sutera. “Kita enggak kepikiran untuk buka brand mie kari untuk menyasar market Jakarta pas awal berdiri, hanya untuk Alam Sutera pada awalnya” 

Suasana bersantap di Seporsi Mie Kari | Foto: Seporsi Mie Kari

Kepercayaan Akan Hal yang Simpel dengan Eksekusi yang Matang Membawa Seporsi Mie Kari ke Posisinya Saat Ini

Andrew dan tim benar-benar memikirkan konsep, look, brand identity, dan positioning untuk Seporsi Mie Kari. Terlihat simpel, namun, desain Seporsi Mie Kari dengan warna monokrom merupakan hal yang memang disengaja dan telah dipikirkan matang-matang; berbeda dengan brand sebelumnya yang secara planning lebih sporadis. Hal yang Andrew percayai adalah potensi menjual specialty product, suatu produk yang sangat spesifik sangat besar, dengan catatan, meskipun terkesan sederhana, eksekusinya harus sempurna. Mie kari dari kacamatanya, lebih identik ke brand-brand yang legendaris misal Tabona dan Kari Lam. Belum ada pemain modern yang mencoba menjual spesifik mi kari, sehingga ia melihat potensi untuk mengembangkan brand mie kari. Ia juga menilai kalau di Indonesia, apabila belum mencoba, tidak ada yang akan jalan duluan. 

Product is one thing, but another important thing is, can we give the solution based on the existing problem?” tegas Andrew. Satu hal yang Andrew soroti dan membuatnya percaya diri menjual hanya mie kari dengan brand Seporsi Mie Kari, karena di Indonesia sudah banyak contoh tempat makan yang hanya menjual satu varian makanan, seperti bakso, soto, dan siomay. Banyak tempat yang menjadi bukti dengan menjual satu makanan khusus saja, dapat melayani generasi demi generasi. 

Dari Tangerang, kini telah memiliki cabang di SCBD | Foto: Seporsi Mie Kari

Seporsi Mie Kari Sederhana untuk Mempermudah Hidup 

Menarik fakta meningkatnya manusia yang dilanda stress karena banyaknya stimulasi menjadi formula brand identity dari Seporsi Mie Kari. “Seporsi Mie Kari ingin hadir untuk simplify hidup. Pas masuk restoran kan biasanya ditanya A, ditanya B, kalau datang ke Seporsi Mie Kari, kita mikirin biar setiap touchpoint-nya se-seamless itu” tambah Andrew. Desain yang monokrom memang disengaja karena di luar terlalu banyak warna. Riset pun dilakukan oleh Andrew dan tim hingga akhirnya mengusung konsep desain yang saat ini diimplementasikan di seluruh cabang, mulai dari konsep open kitchen hingga penggunaan material stainless. 

Apabila di kebanyakan tempat menyajikan beragam pilihan menu, berbeda dengan Seporsi Mie Kari. “Outlet kita hadir untuk mereka yang appreciate simple things. Enggak perlu makanan yang mewah, namun, simple things matter” 

Sharima Umaya

Sharima Umaya adalah Head of Business & Content Partnerships dari Feastin’. Senang menulis makanan dari kacamata berbeda, iced latte di pagi hari merupakan kewajiban & hidangan Jepang merupakan favoritnya.

Previous
Previous

Kemlu Resmi Meluncurkan Dashboard Gastrodiplomasi Indonesia

Next
Next

Menyesapi Rajutan Momen Hidup di Musim Terbaru ESA Restaurant