2022 Dalam Kuliner

Prediksi editorial Feastin’ tentang lanskap kuliner di tahun 2022 yang sudah di depan mata.

Telusur tempat makan di gang kecil dan wilayah sekitar akan diganderungi mengingat wisata kuliner internasional semakin sulit karena pembatasan di 2022. | Foto oleh Feastin’

Tahun 2022 menjadi tahun yang diharapkan sebagai tahun pemulihan dari dua tahun dampak pandemi menyerang. Terlihat industri kuliner mulai kembali bergerak naik walau masih pelan. Untuk itu Feastin’ mencoba membuat lima prediksi yang kemungkinan besar terjadi di 2022 dilihat dari segi ekonomi, pergerakan manusia, hingga regulasi, dan implikasinya terhadap dunia makan dan minum.

1. Restoran berkonsep al fresco akan semakin marak

Dengan anjuran aktivitas luar ruang, restoran pun akan banyak yang mengadopsi konsep ini. Sehingga ke depan akan semakin banyak konsep al fresco diaplikasikan.

2. Wisata kuliner domestik dan hiperlokal jadi andalan

Aturan penerbangan dan perbatasan internasional masih belum stabil bahkan hingga akhir 2022 nanti. Oleh karena itu untuk mengakomodir keinginan wisata kuliner, maka akan semakin banyak aktivitas wisata kuliner domestik lebih lagi dari tahun-tahun sebelumnya. Menghabiskan akhir minggu dengan eksplorasi kuliner kota tetangga, berjalan kaki menelusuri gang-gang kecil mencari makanan dan minuman unik, itulah aktivitas yang akan banyak terjadi tahun depan.

3. Semakin banyak pengunaan bahan baku lokal

Pandemi mengubrak abrik logistik global, sehingga ketersediaan bahan baku impor semakin tak bisa diprediksi. Oleh karenanya adalah pilihan bijak bagi pelaku kuliner untuk beralih kembali ke khazanah bahan baku lokal.

4. Lanskap restoran destinasi internasional di Indonesia semakin mengedepankan preferensi cita rasa domestik

Beberapa destinasi wisata internasional seperti Pulau Dewata kedatangan banyak pekerja lokal dari berbagai kota di Indonesia selama pandemi, bahkan diprediksi setelahnya. Belum lagi tidak menentunya kedatangan wisatawan asing akibat penutupan perbatasan internasional di Indonesia maupun negara lain. Alhasil turis internasional belum bisa dijadikan tulang punggung di tahun 2022 nanti. Hal ini dapat dengan drastis mengubah wajah lanskap kuliner destinasi-destinasi tersebut ke depannya menjadi lebih mengedepankan preferensi pangsa pasar domestik.

5. Semakin banyak kreasi masakan yang mengandung nilai keberlanjutan

Pandemi memberikan kita waktu yang lebih dari cukup untuk berpikir, entah itu konsep atau ide baru, atau bahkan isu sosial yang terjadi di depan mata. Salah satu implikasinya adalah akan hadirnya banyak bisnis makanan yang mengedepankan prinsip lingkungan, keberlanjutan, hingga humanisne.

Feastin' Crew

Tim penulis yang selalu lapar, entah itu akan informasi baru atau masakan lezat di penjuru kota.

Previous
Previous

Fujin Izakaya, Transformasi Restoran Jepang Milik Biko Group

Next
Next

20 Tahun Dapur Cokelat