Di Lapo Porsea, Kuliner Batak Diolah Secara Modern
Bila kawasan SCBD umumnya diisi oleh kuliner internasional modern, kedatangan Lapo Porsea memberi angin segar terutama dalam khazanah kuliner Indonesia kontemporer.
Didorong oleh visi yang berani untuk mengangkat cita rasa makanan Batak Toba yang potensinya sangat besar untuk diperkenalkan ke masyarakat Indonesia. Para pendiri Lapo Porsea bertekad untuk menghadirkan nuansa baru dari sebuah lapo, rumah makan tradisional Batak yang terkenal dengan masakannya yang autentik dan bersahaja. “Kami berupaya keras untuk mendapatkan bahan-bahan terbaik dari Sumatra Utara untuk memastikan setiap hidangan di Lapo Porsea tetap setia pada asal-usulnya. Proses memasak yang kami gunakan benar-benar mencerminkan metode tradisional dari Toba, yang menangkap esensi dari setiap masakan Batak. Terakhir, kami juga meningkatkan presentasi penyajian, memberikan panggung baru bagi kuliner yang selama ini kita kenal. Kami ingin memperlihatkan bagaimana seharusnya sebuah kuliner daerah disajikan,” ujar Executive Chef Patrese Vito.
“Sembari mempertahankan nilai-nilai tradisional dalam tiap masakan, kami juga menggunakan teknik memasak modern dan hanya menggunakan bahan-bahan terbaik untuk meningkatkan pengalaman menikmati sajian itu. Perpaduan orisinalitas dan inovasi ini menciptakan pengalaman bersantap yang luar biasa tetapi tetap terasa dekat di hati.” Menghormati warisan kuliner lapo yang sudah cukup dikenal di Indonesia, Lapo Porsea memusatkan menunya pada hidangan daging babi panggang, memakai potongan daging premium , termasuk daging babi Iberico.
Selain sajian khas tertentu, Lapo Porsea juga menyajikan hidangan favorit lapo klasik seperti Arsik, Tanggo-Tanggo, dan Manuk Napinadar. Guna memberikan pengalaman makan yang variatif dan menarik lebih banyak pengunjung, Lapo Porsea juga menyediakan masakan-masakan yang diracik menggunakan sumber protein selain babi, misalnya ikan tilapia Danau Toba dan daging sapi Miyazaki A5 hingga lobster Kanada dan masih banyak lagi. Tiap bahan dipilih secara cermat untuk menciptakan cita rasa kuliner Batak Toba yang lezat dan autentik. “Tujuan kami adalah memikat tamu dengan esensi cita rasa sejati Batak Toba, di mana setiap suapan dimaksudkan untuk membangkitkan cita rasa khas lapo tradisional,” kata Maruarar Sirait, politisi dan pengusaha nasional kelahiran Sumatera Utara yang merupakan pencetus ide berdirinya Lapo Porsea. Ia juga menjadi founder Lapo Porsea bersama beberapa rekannya, yaitu DR. Juniferts Girsang, Daniel Ginting, Dumasi Marisina M Samosir, Meryl Rouli Saragih, Meilina Siregar dan Jona Widhagdo Putri. Sebagai pengusaha nasional, Maruarar Sirait memiliki berbagai bisnis termasuk salah satunya bisnis makanan dan minuman di Indonesia dan di mancanegara. Lapo Porsea, sebagai bisnis terbarunya, merupakan sebuah penghormatan atas warisan budayanya dengan menunjukkan cita rasa kuliner kampung halamannya yang menggugah selera.
Lapo Porsea menampilkan sebuah desain restoran yang modern, memadukan keindahan budaya Batak dengan pernak-pernik modern. Penggunaan kayu dan material bebatuan, dipadukan dengan sentuhan warna merah tua, yang merupakan warna ikonis Porsea, sebuah penghormatan tersendiri atas warisan budaya Batak.