Careers for Food Enthusiast

Siapa bilang karir makanan hanya soal dapur dan chef? Industri kuliner itu besar,sehingga karir yang bisa dipilih untuk berkecimpung di dalamnya juga banyak.

Menjadi fotografer dan stylist makanan adalah dua pekerjaan yang diincar sekarang ini. | Foto oleh Natasha Lucas.

Menjadi fotografer dan stylist makanan adalah dua pekerjaan yang diincar sekarang ini. | Foto oleh Natasha Lucas.

Kamu suka makan? Kamu senang dengan industri restoran? Atau kamu adalah orang yang penuh dengan semangat ketika bicara soal makanan? Mungkin sudah saatnya buat kamu untuk pertimbangkan meniti karir di dunia makanan dan minuman (F&B). Selama ini, di Indonesia ada dua karir makanan yang dikenal luas: chef dan content creator makanan. Tapi tenang saja, kali ini kami tidak akan bahas dua karir tersebut yang sudah terbilang umum. Sama seperti musik, fashion, film, industri-industri tersebut dibangun oleh banyaknya disiplin karir. Sudah saatnya kita kenal dengan karir lain dalam dunia makanan dan minuman di Indonesia sehingga ke depan industri ini bisa jauh lebih berwarna dan berkembang.

Food Stylist

Bukan cuma fashion saja yang punya stylist (penata), F&B juga memilikinya. Tugas dari seorang food stylist tidak jauh berbeda dengan fashion stylist, hanya mediumnya saja memakai makanan dan minuman. Makanan ditata biasanya untuk dua fungsi: Komersial dan editorial. Yang dimaksud komersial adalah penataan makanan untuk keperluan penjualan seperti iklan dan menu restoran. Sementara untuk editorial foto makanan akan mendukung resep atau artikel yang dimuat di sebuah media seperti majalah. Pendekatan masing-masing pun berbeda. Untuk editorial, biasanya lebih bebas dan eksploratif, sementara untuk komersial lebih terukur karena mengikuti arahan klien. Ada banyak food stylist yang cukup berpengaruh di dunia, seperti Donna Hay dari Australia, hingga Charlotte Omnes di Amerika Serikat. Sementara di Indonesia sendiri sosok Puji Purnama merupakan yang paling disegani dalam dunia food styling. Untuk menjadi seorang food stylist yang harus dimiliki bukan cuma taste yang bagus dalam mengatur visual, namun juga paham akan cara memasak serta tekni memasak. Hal ini merupakan ilmu wajib karena cara makanan dimasak akan menentukan hasil penataan seperti visual, porsi dan komposisi.

Ahli Gizi

Ahli gizi atau yang secara global dikenal sebagai nutritionist punya peran penting dalam bagaimana kita makan dan minum. Karir yang bisa dimasuki oleh ahli gizi cukup luas, mulai dari perusahaan FMCG (Fas Moving Consumer Goods) besar, kedokteran, hingga grup restoran. Tentu berbeda dengan karir dalam dunia makanan yang lain, ahli gizi perlu pembekalan akademis yang kuat. Banyak universitas yang punya jurusan Ahli Gizi, seperti Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor dan lain sebagainya. Dengan meningkatnya kesadaran akan pola hidup yang lebih sehat serta pencarian alternatif bahan pangan, skill seorang ahli gizi semakin dibutuhkan. Bahkan sudah banyak restoran ataupun luxury resort yang bekerja sama dengan ahli gizi untuk meracik menu mereka, salah satunya Grand Resort Bad Ragaz di Swiss. Di Indonesia, nama Wied Harry Apriadji serta Tuti Soenardi merupakan dua ahli gizi yang dikenal luas.

Fotografer Makanan

Inilah pekerjaan yang tidak bisa dilepaskan dari pekerjaan food stylist, yaitu fotografer makanan. Pekerjaan ini sebetulnya sudah cukup populer di Indonesia sejak tahun 1980-an, tepatnya di masa majalah dan buku masakan merajai rak-rak toko buku. Tugas utama dari fotografer makanan tentu adalah memotret makanan. Namun yang paling banyak di Indonesia, adalah foto makanan untuk klien seperti restoran dan juga brand-brand makanan lainnya. Biasanya, jasa food stylist dan fotografer makanan sudah jadi satu. Jadi mungkin keduanya bisa jadi pertimbangan kamu jika ingin meniti karir di dunia kuliner kreatif.

Food Writer

Dalam industri kuliner global, peran penulis makanan dianggap sebagai salah satu yang paling penting dalam ekosistem kuliner. Penulis makanan bisa berkarya di berbagai media seperti buku resep masakan, menjadi jurnalis boga untuk majalah atau media, hingga menerbitkan blog dan konten tulisan makanan sendiri. Peran penulis kuliner sangat penting karena mereka adalah mata dan suara dari industri. Tidak jarang kepopuleran seorang chef, naik pamornya kuliner sebuah negara, banyak dimulai dari karya tulisan makanan. Tidak heran, di negara-negara dengan industri kuliner yang maju, banyak berdiri media makanan yang jadi acuan. Sudah banyak penulis kuliner yang sukses di dunia dan Indonesia. Kamu bisa mencontoh Anthony Bourdain yang awal karirnya di media dimulai dari buku yang ia tulis; Nigella Lawson sebagai penulis buku resep ternama; sampai Sam Sifton, editor makanan media The New York Times. Di Indonesia sendiri, Bondan Winarno hingga Laksmi Pamuntjak merupakan dua nama besar dalam dunia penulisan makanan.

Maitre’d

Salah satu posisi penting dalam industri restoran adalah kehadiran seorang Maitre’d di ruang makan. Maitre’d adalah posisi yang sekarang sudah sangat langka berada dalam struktur restoran di Indonesia, dan bisa kalian temukan umumnya di restoran fine dining terutama hotel-hotel bintang lima. Posisi maitre’d memiliki latar belakang service dan hospitality, serta dituntut untuk punya mental melayani, norma kesopanan yang amat tinggi, attention to detail yang sangat tajam dan cekatan. Selain itu, maitre’d di ruang makan restoran ibarat seorang dirigen yang memastikan semua staff melayani dengan tepat serta tidak ada tamu yang pulang dengan tidak tersenyum. Posisi maitre’d merupakan hirarki yang cukup tinggi dalam hirarki restoran dan biasanya dimulai dari karir sebagai waiter. Banyak restoran-restoran terbaik dunia yang mengakui bahwa kesuksesan mereka tidak lepas dari mata tajam dan sentuhan magis seorang maitre’d.

Food Scientist dan R&D

Salah satu posisi di industri makanan yang sangat diperlukan untuk masa depan adalah kehadiran para food scientist dan tim research and development makanan. Tidak bisa dipungkiri isu pangan jadi amat penting terutama dalam kondisi dunia yang semakin padat dan tidak stabil. Diperlukan mereka yang punya disiplin ilmu pangan untuk bisa mencari jalan keluar bagi konsumsi makanan dan minuman manusia di masa depan. Food scientist bisa bekerja di banyak tempat seperti perusahaan makanan hingga di lembaga riset. Namun tidak jarang sudah ada beberapa restoran ternama dunia yang memerlukan kehadiran food scientist untuk mencari inovasi baru dalam menu makanan mereka, seperti yang dilakukan Noma di Denmark hingga Locavore di Bali.

Petani dan Peternak

Yes, betul. Petani dan peternak merupakan fondasi dasar seluruh industri pangan global. Kalau kalian ingin berkarir di bidang makanan dan punya ketertarikan dalam pangan dasar, menjadi petani dan peternak modern bisa jadi solusinya. Tidak ada negara dengan industri kuliner maju yang tidak didukung oleh petani dan peternak yang modern, cerdas dan berwawasan luas. Bahkan, petani dan peternak di negara-negara seperti Belanda, Jepang dan Australia juga memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai cara untuk mengoptimalkan hasil pangan. Hasilnya adalah petani makmur dan bahan pangan yang berkualitas. Tentu terjun menjadi petani dan peternak di masa sekarang diharuskan untuk memiliki latar belakang agrikultur atau ilmu pangan, sehingga ketika berada di lapangan, ilmu-ilmu tersebut bisa diaplikasikan. Contohnya seperti Sentra Farm untuk petani urban hingga Blueboots Farm di wilayah Jawa Barat.

Feastin' Crew

Tim penulis yang selalu lapar, entah itu akan informasi baru atau masakan lezat di penjuru kota.

Previous
Previous

Dear Hospitality Awards, Stop Asking Fee from Restaurants

Next
Next

Beyond the Heat: Sisi Gelap dari Dunia Dapur