El Sid: Another Proof Sandwich Can Be Cool
LOSIDA Group yang mempopulerkan taco di Jakarta dengan Taco Local sekarang menghadirkan El Sid dengan tema sandwich.
Masuk ke Pelaspas jalan Nipah punya sensasi yang sama bila masuk ke creative and food compound lainnya seperti Como Park di Kemang atau Shophaus di Menteng. Gedung yang berdiri persis di sebelah kantor Walikota Jakarta Selatan ini menjadi rumah bagi beberapa merek makanan dan minuman gaya baru mulai dari es krim (First Scoop), pizza (Pizza Dealer), sampai sandwich. Di restoran sandwich inilah saya duduk, rehat bersama dengan rekan penulis setelah melakukan tugas wawancara panjang.
Kesan pertama yang saya rasakan saat masuk ke dalam ruangan restoran yang tidak lebih dari seukuran kamar hotel deluxe, adalah betapa nyamannya penataan ruang. Cahaya yang melimpah, kursi yang walaupun warnanya tabrakan namun tidak norak – dan dengan bantalan yang nyaman – serta etalase yang dihiasi majalan berjejer menyenangkan siapapun pencinta dunia visual.
Restoran seperti El Sid sebetulnya punya tanggung jawab besar yang tidak dimiliki restoran besar dengan menu berlimpah. Hanya berfokus dengan sandwich – dan tidak lebih dari lima jenis snack – tidak ada cara lain untuk El Sid jadi berkesan kecuali fokus terhadap kualitas. Dan kualitas yang saya maksud harus terpenuhi dari segala sisi, terlebih sandwich bukanlah makanan rumit. Tapi sepertinya El Sid tahu itu, karena sandwich yang kami coba penuh dengan craftmanship dari pemilihan bahan baku sampai eksekusinya.
Semua makanan datang dengan konsistensi potongan roti yang bagus. Bukan roti tawar biasa, sandwich di sini dibuat dengan white bread dengan ketebalan yang tidak terlalu tebal namun tidak terlalu tipis. Teksturnya juga lembut dan manis tipis dan tidak tebal, sehingga masih memberikan ruang bagi isian untuk muncul dengan karakter mereka masing-masing. Belum lagi roti telah melalui proses toasting yang baik, sehingga selain rona coklat yang tersebar rata di seluruh bagian roti, aroma panggangan yang mirip hazelnut serta mentega – ditambah lagi tekstur renyah – jadi sensasi pertama saat mengigitnya.
Lalu, sensasi tersebut disusul oleh isian yang hadir dengan karakter mereka masing-masing. Seperti chicken ham and jam yang dengan cerdas mengiris daging ham ayam agar tiap gigitan mendapatkan rasa asin khas, lalu perlahan rasa asam dari selai strawberry yang dibuat di tempat naik ke rongga mulut, kemudian ditenangkan dengan rasa manis yang ketiga saling berinteraksi dalam tiap gigitan.
Sensasi yang berbeda juga diberikan oleh fried cheese sandwich. Untuk fried cheese, keju di-breading sebagaimana sebuah fried mozzarella, dan dilengkapi dengan alpukat tumbuk seperti guacamole namun tidak terlalu kompleks, dan sentuhan tekstur creamy ekstra serta sedikit kecut dari aioli yang dipugas. Tetap dengan kualitas roti yang sama dengan sebelumnya.
Itu tadi sandwich panas. Untuk yang dingin – ala deli – El Sid juga ada. Seperti avocado dengan onion jam, atau salami dengan smoked chicken ham. Dengan harga (makanan) yang tergolong tepat untuk market di sini, saya kira El Sid pintar dalam mengolah HPP (harga pokok penjualan) mereka namun juga tidak mengorbankan kualitas. Tapi ketika harga air mineral mencapai setengah dari harga seporsi sandwich yang baik itu, ada satu penyesalan saya: Harusnya tadi sudah banyak minum sebelum makan.
EL SID COFFEE SANDWICH
Pelaspas Nipah, Jl Nipah No.2, Petogogan, Jakarta Selatan (Di samping kantor Walikota Jakarta Selatan)
Detail: Tidak bisa menampung orang banyak. Tempat yang nyaman untuk makan sembari kerja.
Instagram @el_sid_coffee_sandwich
Menu Rekomendasi: Chicken ham and jam.
Setiap proses dalam kolom Eating Out mengikuti kode etik yang telah ditetapkan