Belajar dari Nasi Peda Pelangi: Menjalankan Bisnis Kuliner Selama Ramadan

Ragam makanan Nasi Peda Pelangi. | Foto oleh Nasi Peda Pelangi.

Bulan Ramadan adalah bulan yang sangat spesial bagi pelaku kuliner di Indonesia. Di bulan ini, pola makan konsumen mayoritas berubah dikarenakan jam konsumsi juga yang berubah selama 30 hari. Hal ini selalu jadi tantangan tersendiri bagi pelaku kuliner karena jam konsumsi yang umumnya ramai di siang hari jadi menumpuk penuh dari sore hingga ke malam hari – bahkan terkadang dini hari. Untuk itulah diperlukan strategi baru tiap tahunnya agar pelaku kuliner tetap bisa menjalankan bisnis yang profitable selama bulan Ramadan. Belum lagi, daya beli juga tidak menentu di bulan Ramadan, ada yang memiliki dana ekstra, ada pula yang pengiritan. Namun sebagai pengusaha kuliner, itulah tantangannya agar bisnis bisa terus meningkat dalam tiap situasi.

“Salah satu cara yang kami lakukan adalah memahami siapa target konsumen kami, itu paling penting. Kami harus sadar ke siapa produk makanan kami akan kami sasar, sehingga senada. Penting memposisikan brand kita seperti seorang manusia, yang tulus menceritakan tentang dirinya.” ujar Nadya Pratiwi pemilik dari Nasi Peda Pelangi dalam podcast bersama Unilever Food Solutions Indonesia. “Kami juga membuat brand guideline dan content pillar setelah kami menyadari siapa target audiens kami. Jadi di dalam konten kami ada sisi edukasinya ada juga sisi informasinya, dan ada pula sisi entertainment.” Hal ini menarik karena Nadya paham betul pentingnya membangun hubungan dengan konsumen (engagement), bahkan di media digital, hal yang sangat krusial di era modern. Sehingga entah itu hari biasa atau pun hari-hari spesial seperti di bulan Ramadan, engagement dengan pelanggan tetap terjalin tanpa putus, dan ini akan berimplikasi langsung ke penjualan makanan.

Di luar itu Nadya juga melihat perubahan pola konsumsi masyarakat ketika bulan Ramadan. Pada hari-hari awal Ramadan, konsumen lebih fokus untuk buka puasa bersama di rumah dengan keluarga. “Dari situ kami dorong produk frozen food yang kami juga miliki. Kami memposisikan diri kami – Nasi Peda Pelangi – seperti konsumen juga, jadi kami paham yang diperlukan konsumen.” Jelasnya.

“Nah di minggu kedua masuk bulan Ramadan, kami mulai dorong untuk paket-paket yang relevan dengan kegiatan buka bersama, karena biasanya konsumen akan mulai buka bersama di minggu kedua dan ketiga Ramadan.” Lanjut Nadya. Sebagai sebuah brand, mengenal betul potensi produk yang dijual juga tak kalah penting. Di Nasi Peda Pelangi, produk tak hanya berbentuk menu masakan ala carte saja, namun rumah makan yang ada di kawasan Sudirman Central Business District Jakarta ini juga menyediakan ragam cemilan dan ragam minuman khusus Ramadan. “Selama Ramadan, kami juga mendorong pembuatan menu minuman spesial.”

Nadya mengakui, inspirasi untuk ragam menu makanan dan minuman yang ada di Nasi Peda Pelangi juga muncul dari berbagai pengalaman bersantap saat traveling. Bertemu dengan teman, nongkrong sama-sama, diakui Nadya dapat memantik ide-ide untuk menu baru di tempatnya. “Sebagai penyedia makanan dan minuman, strategi marketing yang baik juga adalah kita harus memberikan experience kepada konsumen, termasuk saat Ramadan. Memadukan mouth-to-mouth marketing dengan media digital juga sangat krusial.”

Sebagai pemilik brand kuliner yang masih terbilang baru, Nadya mengingatkan agar sebuah brand tetap berpegang dengan karakternya dan real. Memahami bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua selera juga sangat penting. Dan jangan melupakan kekuatan dari narasi, dimana sebuah produk kuliner bisa tetap engage dengan konsumen.

Temukan kunci sukses Warung Nasi Peda Pelangi dalam menajalankan bisnis selama bulan Ramadan di channel youtube Unilever Food Solutions Indonesia!


Artikel ini merupakan kerjasama antara Feastin’ dengan Unilever Food Solustions Indonesia.

Feastin' Crew

Tim penulis yang selalu lapar, entah itu akan informasi baru atau masakan lezat di penjuru kota.

Previous
Previous

Inovasi dan Preservasi Kuliner, Kawan atau Lawan?

Next
Next

Kolaborasi Amanjiwo Rayakan Kuliner Indonesia