Salah Kaprah Hidden Gem
Dulu punya makna spesial, sekarang istilah ini sering salah guna.
Seberapa sering kita dengar seseorang bilang bahwa tempat makan yang dia kunjungi itu "hidden gem"? Hari-hari ini di dunia yang tak lagi penuh dengan rahasia, sepertinya istilah harta tersembunyi tak lagi spesial. Pada masa sebelum media sosial, sebuah tempat yang disematkan istilah hidden gem adalah tempat makan yang betul-betul tersembunyi dari khayalak ramai. Walau istilah ini terkesan umum, sebetulnya ada pakem-pakem yang biasa berkenaan dengan tempat makan "hidden gem"
1. Jalan masuknya susah
Tempat makan yang tergolong hidden gem merupakan tempat makan dengan akses yang sulit. Kalau aksesnya mudah, bukan hidden namanya.
2. Tak diketahui masyarakat umum (no spanduk)
Seperti namanya, tempat makan ini tak diketahui oleh masyarakat umum. Biasanya hanya dikenal oleh penduduk sekitar. Lokasinya juga betul-betul tersembunyi, entah di pojok sebuah pasar; kecil di dalam sebuah gang -- kuncinya adalah kata tersembunyi.
3. Makanan yang disajikan sederhana dan lezat
Tempat makan yang tergolong hidden gem wajib punya makanan yang lezat walau sangat sederhana. Mereka juga tidak mengikuti tren, tidak "berkosmetik", tampil apa adanya namun punya karakter yang kuat.
Tapi sekarang, di banyak platform media sosial berbasis video, entah bagaimana orang-orang dengan mudah mengatakan bahwa tempat makan yang sebetulnya tidak rahasia-rahasia amat, atau mungkin sudah umum bagi komunitas di wilayah tempat makan itu berada (namun hal baru bagi orang yang dari area berbeda), disematkan gelar hidden gem.
Sebetulnya bila bicara mengenai topik kuliner yang seksi, istilah hidden gem mungkin berada di posisi paling tinggi. Dengan semakin banyak orang yang tertarik eksplorasi makanan traditional dan kaki lima, istilah tersebut semakin sering disebut. Apalagi di TikTok, hidden gem seakan jadi rumus wajib bagi sebuah konten makanan agar jadi populer.
Permasalahannya adalah, tepatkah tempat tersebut layak disebut sebagai harta tersembunyi? Masyarakat kita entah mengapa memang sangat mudah untuk memberikan panggung untuk mereka yang sebetulnya tidak tepat atau bahkan tidak layak. Di luar kuliner misalnya, dengan mudah stasiun televisi memberi jatah siaran nasional kepada orang-orang yang tak begitu punya bakat. Hanya karena tampilan dan buah bibir saja akhirnya diberi panggung. Sementara orang-orang yang memang punya prestasi seakan tak dilirik. Atau ketika kita menyematkan titel chef kepada siapapun yang bisa masak, tak peduli pengalaman kerja atau gelarnya. Sama dengan hidden gem ini. Bahkan tak jarang bisnis makanan dan minuman baru yang menggunakan istilah ini sebagai tarikan untuk mempopulerkan toko mereka yang berukuran kecil.
Pertanyaannya, apakah istilah ini masih relevan di masa sekarang? Era di mana segala hal yang tersembunyi akan jadi populer dalam waktu singkat karena Instagram, Twitter, TikTok? Sebetulnya masih. Hanya saja mari kita cerdas menyematkannya.
Artikel ini adalah bentuk opini editorial.