7 Hal yang Bikin Restoran Bisa Lebih Keren

Kami dari Feastin’ mengumpulkan tujuh hal yang kesannya sepele padahal punya peran penting agar makan di restoran lebih asyik.

Ruang makan di restoran Bambaiya yang punya dekor menawan dan kursi yang nyaman.

Ruang makan di restoran Bambaiya yang punya dekor menawan dan kursi yang nyaman.

Seberapa sering kamu jadi tamu di restoran dan berpikir, “Coba saja musiknya lebih pelan sedikit?” atau seperti,”Kenapa kursinya berdempetan seperti ini ya? Kenapa tidak dibuat lebih lega.” Dua hal yang kami sebutkan barusan kesannya sepele, tapi untuk tamu, dua hal itu cukup penting bahkan sampai terlintas di pikiran mereka di tengah-tengah banyaknya urusan penting lainnya. Makan di restoran sedari dulu memang identik dengan momen spesial, terlebih di masa sekarang di mana dalam satu jentikan jari makanan bisa sampai di depan rumah, tentu repot-repot dandan dan mengendarai mobil melewati kemacetan jalanan untuk datang ke restoran tidak bisa dianggap biasa-biasa saja. Berkunjung ke restoran sudah seperti kegiatan relaksasi: Tempat di mana seseorang bisa kabur sejenak dari ruwetnya pekerjaan sehari-hari. Oleh karena itu, kami rasa penting untuk restoran meningkatnya standar kenyamanan tamu lebih tinggi lagi sekarang. Berikut ini kami kumpulan beberapa hal kecil yang bisa membuat momen makan lebih berkesan.

1. Sewa kurator musik

Musik selalu bisa mengikat suasana. Entah jadi lebih kalem atau lebih seru. Musik dari dulu selalu jadi elemen penting di sebuah tempat makan, entah itu hiburan musik jalanan atau live music di ruang makan. Tapi jelas dengan adanya sound system, semua dipermudah. Masalahnya hanya satu: Sering sekali restoran kami temukan menyalakan music yang menyimpang dari suasana tempat makan. Hal ini mengganggu tamu. Yang seharusnya jadi lebih asyik malah merusak mood. Kami sarankan untuk restoran bisa menyewa curator music kalau kesulitan. Atau semudah cari rekan yang punya taste bagus dan paham music, dan biarkan mereka memilih music untuk dimainkan di restoran. Musik di siang hari tentu beda dengan yang malam. Musik di weekdays mungkin juga bisa beda dengan yang weekend.

2. Mohon jangan menuang air mineral terlalu sering.

Kami tidak ingin kenyang air. Hal yang sering kami temukan di restoran adalah tiap memesan air mineral adalah terlalu sering dituangnya air padahal dalam gelas masih ada setengah. Kami paham tentang service attention, namun kami juga tidak mau jadi kembung. Mengisi saat air di dalam gelas sudah hampir habis lebih baik. Atau lebih baik lagi ditanyakan dahulu apakah ingin diisikan airnya atau tidak.

3. Bantalan di kursi tidak pernah salah.

Setelah jalan seharian, datang ke restoran dan duduk di kursi yang nyaman tentu sangat melegakan. Bantalan di kursi – setipis apapun – tidak pernah salah. Mungkin saja kami baru habis jalan-jalan dan ingin bersantai, mungkin tamu yang satunya punya masalah dengan pinggang sehingga perlu alas yang empuk. Konsep memang penting, tapi kami rasa – sebagai tamu – adalah lebih penting mengutamakan kenyamanan.

4. Mohon jangan letakkan meja tamu terlalu dekat dengan pintu service

Kami paling sebal jika dapat meja yang mungkin hanya berjarak tiga langkah kaki dari pintu service. Kami paham kalau restoran harus memaksimalkan seating capacity, tapi apakah harus mengorbankan kenyamanan tamu? Meja yang terlalu dekat dengan area service buat kami bukan hanya mengganggu karena intensitas lalu lalang yang tidak berhenti, namun juga membuat kami merasa dipojokkan seakan terpisah dari ruang makan utama. Belum lagi kalau kami menangkap raut muka staf restoran yang merengut saat menuju pintu.

5. Gantungan tas atau wadah tas sangat kami hargai

Entah ibu-ibu sosialita yang datang beramai-ramai, atau seorang pria yang habis pulang kerja, tas selalu tidak pernah lepas dari mereka. Terkadang sebagai tamu, kami suka bingung sendiri bagaimana meletakkan tas saat sudah duduk. Apakah di bawah meja? Apakah di pinggir kursi? Kotor atau tidak? Bila restoran menginvestasikan sedikit saja gantungan tas di bawah meja atau mungkin wadah tas, tamu akan sangat menghargai dan tak perlu khawatir lagi apakah tasnya akan kotor atau mengganggu mobilitas orang yang lalu lalang.

6. Bermain dengan pengharum ruangan

Dari bau asap sate di pinggir jalan hingga wangi lobi hotel yang menenangkan, secara saintifik, aroma punya efek yang lebih mengena dari visual dan pendengaran. Oleh karena itu bermain dengan aroma seperti pengharum kami rasa penting untuk membangun mood dan experience restoran sejak langkah kaki pertama masuk. Sudah banyak jasa yang bahkan bisa membuatkan khusus aroma spesifik yang kalian inginkan. Tentu jangan berlebihan, kita sebagai tamu juga tidak mau masuk ke restoran seperti masuk ke sebuah tempat spa dengan wangi yang intens.

7. We love well-designed menu page

Tidak ada yang lebih menyenangkan dari memegang buku menu yang menggunakan kertas bagus, didesain dengan komposisi warna, foto, serta tulisan yang apik. Bukan hanya informatif, namun juga menyenangkan secara visual. Menu yang bagus secara langsung bakal setidaknya membangun impresi positif untuk tamu bahkan sebelum makanan datang. Menu yang bagus juga memperlihatkan keseriusan restoran untuk menyenangkan tamu dari tiap sisi.

Itu dia tujuh hal yang mungkin buat banyak orang tidak terlalu penting namun bagi kami hal kecil seperti inilah yang justru semakin menyempurnakan momen makan, istilahnya, the devils is in the details.

Feastin' Crew

Tim penulis yang selalu lapar, entah itu akan informasi baru atau masakan lezat di penjuru kota.

Previous
Previous

Let’s Celebrate New Year’s Eve (At Home)

Next
Next

Pipiltin Cocoa Barito is Jakarta’s Very Own Chocolate Land